Lompat ke isi utama

Berita

Ketua Bawaslu Sulsel: Pilketos Ajang Bentuk Mentalitas Kepemimpinan dan Demokrasi Sehat Sejak Dini

osis

Keterangan Gambar : Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli, saat memberikan pembekalan daring mengenai pentingnya mentalitas kepemimpinan dan demokrasi yang sehat dalam Pilketos serentak tingkat SMA se-Sulawesi Selatan, Jumat (26/9/2025).

Makassar, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Selatan menilai pelaksanaan Pemilihan Ketua OSIS (Pilketos) serentak tingkat SMA se-Sulawesi Selatan tahun ajaran 2025/2026 merupakan “starting point” krusial bagi siswa untuk memahami dan mempraktikkan demokrasi secara sehat.

Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli, saat memberikan pembekalan dan motivasi secara daring dalam kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini bertujuan membekali pelaksanaan Pilketos serentak, dengan menghadirkan narasumber dari KPU dan Bawaslu.

Esensi Pilketos: Mentalitas Beradu Gagasan
Mardiana Rusli menekankan bahwa tujuan utama Pilketos melampaui sekadar memilih ketua OSIS. Kegiatan ini adalah wadah untuk menempa karakter dan mentalitas kepemimpinan siswa.

“Pilketos SMA serentak se-Provinsi Sulsel adalah starting point bagi anak-anakku untuk berdemokrasi dengan baik,” ujar Mardiana di hadapan para siswa yang menjadi peserta.

Lebih lanjut, ia menjabarkan tiga mentalitas penting yang harus dibentuk melalui proses Pilketos, yaitu: Mentalitas untuk maju meyakinkan pemilih; Mentalitas untuk menyampaikan isi pikiran dalam bentuk visi misi; Mentalitas untuk bisa beradu gagasan.

Menurutnya, “Yang terpenting dari Pilketos serentak ini adalah mentalitas” yang akan menjadi bekal berharga bagi para siswa kelak.

Pendidikan Politik dan Pengawasan yang Baik
Kehadiran Bawaslu dalam sosialisasi ini, kata Mardiana, bukan hanya untuk mengawasi, tetapi lebih pada misi pendidikan politik dan pembekalan tata cara pengawasan yang benar kepada para siswa.

Antusiasme siswa terlihat tinggi dalam sesi tanya jawab interaktif, di mana berbagai pertanyaan kritis muncul. Pertanyaan tersebut mencakup isu-isu krusial dalam pemilu, seperti sanksi bagi kandidat yang melakukan kecurangan, mekanisme pelaporan pelanggaran, penyikapan terhadap hasil seri, hingga strategi meningkatkan partisipasi pemilih.

Menutup materinya, Mardiana menitipkan pesan agar siswa menjadikan Pilketos sebagai kegiatan yang dimiliki sepenuhnya oleh mereka.

“Kehadiran Bawaslu di sini adalah untuk memberikan pendidikan politik, memberitahu kepada anak-anakku sekalian tentang tata cara melakukan pengawasan yang baik,” pungkasnya. “Harapannya ke depan, anak-anakku bisa memahami bagaimana berdemokrasi yang baik.”

Melalui kegiatan pembekalan ini, Bawaslu Sulsel berharap generasi muda dapat semakin terlatih dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi sejak dini, sehingga kelak menjadi pemilih dan pemimpin yang berintegritas serta bertanggung jawab.

Sumber : Humas Bawaslu Sulsel